Insiden tak biasa mewarnai aksi demo tolak UU Cipta Kerja di kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Kota Medan.
Belasan orang terlihat lari mengejar Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi untuk meminta uang.
Mereka adalah para pedagang asongan yang ingin meminta uang pembelian air mineral yang dibagi-bagikan kepada demonstran atas instruksi Gubernur Edy.
Belasan pedagang ini berlari hingga masuk ke dalam pelataran parkir Kantor Gubernur,
Sambil berlari, belasan pedagang meneriaki Gubernur Edy Rahmayadi.
“Mana bayaran kami,” kata para pedagang saat melihat Edy mulai meninggalkan lokasi masuk ke dalam mobil.
Melihat ini, staf ASN yang berada di lokasi kelimpungan melihat banyaknya pedagang yang mendekatinya untuk meminta uang pembayaran.
Sebelumnya, Edy Rahmayadi meminta pedagang air mineral dalam kemasan untuk membagikan dagangannya kepada massa pendemo yang tergabung dalam Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI.
“Tolong itu air mineral (dalam kemasan botol) dibagikan saja,” ucap Edy, saat berada di atas mobil komando dengan menggunakan pelantang suara.
Setelah itu, Edy meminta pedagang air mineral kemasan untuk masuk ke dalam Kantor Gubernur mengambil uangnya.
“Bapak bagi, setelah itu bapak masuk ke sana,” ucapnya sambil menunjuk kantor Gubernur.
Usai menampung aspirasi pendemo, Edy Rahmayadi pun kembali ke kantornya.
Tak pelak, para pedagang langsung lari mengejar untuk meminta uang pembeliannya.
Lompat Pagar
Padahal untuk menemui pendemo, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi sampai lompat pagar.
Peristiwa itu terjadi saat Edy Rahmayadi selesai melaksanakan Salat Ashar di Masjid Agung, dan keluar untuk menemui para demonstran.
Akan tetapi, dirinya tidak bisa berdekatan dengan pendemo karena dibatasi oleh kawat berduri yang memagari depan pintu masuk kantor tersebut.
Melihat Edy akan melompati pagar, protokoler langsung bergegas untuk membantunya agar tidak terjatuh saat melompat.
“Kenapa di sini, ayo kita ke sana,” ucap Edy kepada protokol dan aparat kepolisian.
Edy kemudian langsung berjalan keluar, untuk menaiki mobil komando pendemo.
“Saya apresiasi langkah ini,” ujarnya.
Edy juga mengatakan, bahwa sampai dengan saat ini dirinya belum mengetahui apa isi dari naskah UU Cipta Kerja tersebut.
“Saya sampai dengan saat ini belum tau apa itu Omnibus Law. Jika saya tanya kalian juga tidak tahu,” katanya.
Ia mengaku baru tahu akan ada aksi di depan Kantor Gubernur menolak pengesahan UU Cipta Kerja.
Untuk itu, ia langsung turun meninjau lokasi tersebut untuk memastikan tidak terjadi kerusuhan.
“Saya baru tahu ada yang melakukan unjuk di depan kantor saya,” jelasnya.
Edy menyebut, sah-sah saja dalam melakukan aksi, namun tidak anarkis, atau sampai merusak fasilitas publik.
“Saya takut sama kalian, takut kalian akan merusak,” ucapnya.
Cari Salinan Asli
Gubernur Edy Rahmayadi menemui langsung demonstran penolak UU Cipta Kerja di depan Kantor Gubernur, Jalan Pangeran Diponegoro, Kota Medan, Selasa (13/10/2020).
Discussion about this post