Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi berharap Pemuda Batak Bersatu (PBB) tidak receh, yaitu hanya memikirkan masalah kecil.
Ia meminta, PBB ikut berkontribusi bersama dengan Pemerintah Sumut, di mana memikirkan bagaimana menyejahterakan rakyat.
Apalagi, di saat Pandemi Covid-19 masih mewabah, Pemerintah Sumut, terkhusus Gubernur Edy Rahmayadi sangat mengharapkan adanya masuk dari elemen masyarakat, untuk mengatasi penyebaran yang berdampak pada sektor ekonomi ini.
“Mari berbuat untuk Sumut ini, jangan tanggung-tanggung, jangan receh, jangan urusin yang kecil-kecil,” ujarnya,
saat menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-1 PBB, di Hotel Emerald Garden, Jalan Yos Sudarso, Kota Medan, Jumat (16/10/2020) sore.
Edy mengatakan Suku Batak merupakan salah satu yang dapat dibanggakan di Indonesia. Sebab, Batak adalah suku yang terbilang hebat di Indonesia.
Menurutnya, sudah banyak pahlawan hingga tokoh masyarakat berdarah Batak terkenal di Indonesia, bahkan dunia.
Dirinya berkelakar, pada masa lalu, organisasi pemuda Batak telah ada dan ikut berkontribusi dalam masa awal perjuangan kemerdekaan negeri ini, antara lain Organisasi Jong Batak.
Mantan Pangkostrad ini meminta kepada PBB dapat merangkul seluruh pemuda berdarah Batak, agar semakin kompak dan solid.
Menurutnya, jika ada orang yang menjual suku Batak untuk kepentingan pribadi, diharapkan PBB hadir untuk memberikan perlawanan.
“Aku dukung kalian dengan syarat jangan receh, jangan kau jual nama Batak ini hanya untuk kebutuhan pribadi,” katanya.
Edy sendiri begitu dengan suku Batak. Sebab, dari mulai kecil hingga dewasa, lingkungannya seluruh dikelilingi oleh suku Batak.
Untuk itu, ia sangat bangga lahir di Sumatera Utara, yaitu bisa membanggakan Suku Batak, hingga keluar.
“Saya tak bermarga, tapi dari kecil sampai sekarang saya di sini, berkumpul dengan kalian semua adalah kebanggan bagi saya,” jelasnya.
Selain itu, Edy mempersilahkan PBB memberikan ide atau konsep yang bisa disumbangkan demi kemajuan Sumatera Utara.
Sebab pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam membangun daerah. Perlu sinergi dari seluruh komponen masyarakat.
“Pastikan organisasi ini dibawa ke tempat yang terhormat. Sampaikan apa program yang mau dibikin, kita bikin,” ujar Gubernur.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PBB Lambok Sihombing menceritakan bagaimana pertama kali PBB dibentuk.
Yakni bermula dari tantangan dari Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bagaimana caranya bisa membesarkan Danau Toba.
“Pak Gubernur kita bisa mendatangkan 1 juta wisatawan 1 tahun ke Danau Toba. Janji kami Danau Toba bisa jadi destinasi wisata dunia. Ini tugas kawan-kawan di Sumut, terima kasih Pak Gubernur atas dukungannya,” kata Lambok.
Lambok mengatakan, saat ini sudah ada 21 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di Indonesia serta kepengurusan di 4 negara lain.
Menurut Lambok, dengan banyaknya DPD serta kepengurusan PBB di luar negeri menjadikan hal tersebut sebagai sebuah beban yang harus ditanggung bersama.
“Ini beban yang luar biasa. Ini jadi tanggung jawab karena kita memberanikan diri membawa nama PBB,” kata Lambok.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan pelantikan DPD PBB Sumut. Adapun pengurus yang dilantik antara lain, Ketua Marthin Siahaan, Sekretaris D.H Marbun, dan Bendahara Rudi Togatorop.
Ketua DPD PBB Sumut Marthin Siahaan mengharapkan dengan pelantikan tersebut dapat memberikan semangat kepada para anggota, sehingga nantinya PBB bisa menjadi organisasi yang besar.
Discussion about this post